Sabtu, 02 Mei 2009

fisH_baLL,,


Harga :
A
donan setengah masak ukuran lk. 25 g/butir (@ 20 butir)
Dijual dengan harga Rp.
15.000,- per bungkus.
Pengemasan Vakum :
Tahan terhadap oksidasi dan kontaminasi selama
penyimpanan yang dapat menyebabkan bakso tidak menjadi rusak.
Daerah Pemasaran
:
Jakarta, Bandung dan Bogor. Bahkan bakso ikan di kota Bandung umumnya dibuat
dari daging dari jenis ikan rucah yang sudah dalam bentuk fillet dan didatangkan dari kota-kota di pantai Utara P. Jawa, seperti Cirebon, Tegal dan Pekalongan.

1. PENDAHULUAN

Bakso daging merupakan makanan yang sudah populer dewasa ini yang dibuat dari daging giling dengan bahan tambahan utama garam dapur (NaCl), tepung tapioka dan bumbu, berbentuk bulat seperti kelereng dengan berat 25-30 g per butir dan setelah dimasak memiliki rasa kenyal sebagai ciri spesifiknya. Pemasakan dan penyajiannya biasanya sebagai porsi atau kudapan tunggal atau dikombinasi dengan mie (noodle) atau sebagai bahan tambahan pada sayur menu masakan cina (cap cay). Pemasarannya sebagai bahan makanan harian masyarakat telah merambah mulai pasar-pasar tradisional sampai ke pasar-pasar swalayan (super-market).

2. BAHAN
2.1. Bahan Baku :

Jenis-jenis ikan rucah yang harganya murah, baik yang berdaging putih maupun berdaging merah.

2.2. Bahan Tambahan :

  • Garam halus 2,60 %
  • Air Es 40,00 %
  • MSG 0,25 %
  • Lada/merica halus 0,25 %
  • STTP 0,20 %
  • Bumbu (campu
  • Tepung tapioka 12,50 %
  • bawang merah : bawang putih = 2 : 1 ) 1,50 %
  • Baking soda 0,10 %

Ket : % = dari berat daging ikan yang digunakan

2.3. Bahan pembantu

- Air bersih layak minum

- Es batu

2.4. Bahan pengemas

Kantong plastik tahan dingin ukuran ¼, ½, atau 1 kg .

3. PERALATAN

3.1. Pisau dan talenan

3.2. Mini food processor atau lumpang & penumbuk (kapasitas 2-3 kg daging)

3.3. Kompor gas/minyak tanah dan termometer

3.4. Baskom tahan karat

3.5. Refrigerator dan/atau Chest Freezer

3.6. Sealer elektrik dan/atau alat pengemas vakum

4. PROSEDUR PENGOLAHAN

4.1. Produksi daging ikan :

Ikan bahan baku dicuci, disiangi (dibuang isi perut dan insangnya), dibelah fillet (dibuang tulang, sirip dan kepala), dikuliti, sehingga tinggal dagingnya saja.

4.2. Pembuatan adonan bakso ikan :

- Daging ikan digiling hingga halus. Setelah cukup halus ditumbuk sambil ditambahkan berturut-turut serta sedikit demi sedikit bahan tambahan dengan proporsi berat masing-masing sesuai dengan berat daging ikan yang digunakan yaitu : garam, tepung tapioka, minyak goreng, gula, lada, penyedap masakan, bumbu, Zat warna. Setelah rata penumbukan dihentikan dan adonan yang dihasilkan siap untuk di cetak/ dibentuk.

- Bahan tambahan utama yang diperlukan untuk pembentukan bakso adalah garam dan tepung tapioka, sedangkan bumbu lebih berperan terhadap rasa yang dapat diatur kadarnya sesuai dengan selera konsumen.

- Bahan tambahan lainnya seperti minyak goreng, berperan untuk mengurangi tekstur yang terlalu keras, sedangkan gula, lada dan penyedap masakan lebih berperan untuk mendukung bumbu yang mempengaruhi rasa.

4.3. Pembentukan Bakso ikan

- Adonan dapat dibentuk atau dicetak dengan tangan atau dengan mesin, ukuran 25-30 gr/buah, apabila menggunakan tangan sebaiknya menggunakan sarung tangan tipis dari bahan sintesis seperti yang biasa digunakan untuk operasi di rumah sakit. Hasil cetakan ditampung langsung di air hangat suhu 40-50 C lk.15’.

- Setelah jadi bentuk bakso direbus (dimasukkan kedalam air mendidih) sampai matang ( tandanya bakso mulai mengapung) lk. 30’. Setelah matang dianginangin ditempat yang bersih sampai dingin.

4.4. Pengemasan dan penyimpanan

- Bakso yang sudah dingin dikemas 250 g (10 buah), 500 g (20 buah) atau 1 kg (40 buah) dalam kantong plastik yang di sealed. Lebih bagus lagi kalu dikemas vakum, karena akan lebih tahan terhadap oksidasi dan kontaminasi selama penyimpanan yang dapat menyebabkan bakso menjadi rusak.

- Pada penyimpanannya, daya awet bakso yang sudah dikemas pada suhu kamar tahan sehari, suhu chilling (0-5 ºC) dapat tahan s/d 2 minggu dan pada suhu beku (< -18,5 ºC) dapat tahan s/d 3 bulan.

5. ANALISA USAHA

Analisa usaha sederhana untuk menghitung kelayakan usaha pengolahan bakso ikan skala kecil (skala rumah tangga) menggunakan metode analisa perbandingan pendapatan dan biaya (B/C : benefit and cost ratio) berdasarkan :

- Kapasitas produksi 3 kg daging ikan lomeh (5kg ikan utuh) per hari dan dari 3 kg daging ikan menjadi adonan bakso lk. 4,7 kg atau butiran. Kegiatan produksi 5 hari per minggu selama 4 minggu per bulan dan 12 bulan/tahun. Kegiatan produksi menggunakan tenaga kerja 1 orang.

nUgget of fish,,


Kami menyediakan makanan cepat saji
Terbuat dari Bahan yang Berkualitas dan Tanpa "PENGAWET"
Harga yang murah/harga grosir
Berbagai macam merk terkenal buatan Indonesia, untuk daerah jawa maupun di luar jawa.

1) Tujuan pengembangan teknologi:

Meningkatkan diversifikasi hasil perikanan, pengawetan, dan meningkatkan penampilan, dan cita rasa.

2) Bahan dan alat:

Bahan:

Plastik, bumbu (bawang merah, bawang putih, jahe, dan lada), garam, gula, minyak goreng, es, telur, tepung tapioka, tepung roti/panir, dan mentega.

Alat:

Pisau, meta extruder, ember, panci, kompor, blender, dan kocokan telur.

3) Prosedur kerja:

Pembuatan daging lumat:

Ikan disiangi untuk dibuang kepala dan jeroan, kemudian dicuci dan dipisahkan bagian daging dari kulitnya. Daging yang diperoleh dilumatkan dengan meat extruder kemudian dimasukan ke dalam kantong plastik masing-masing 1 kg dan dibekukan pada freezer.

Nuget ikan:

Daging lumat ditambah bumbu-bumbu (campuran bawang merah, bawang putih dan jahe 15:3:1) sebnyak 2%, garam 2,5%, MSG 0,5%, lada 0,25%, telur 1 butir/kg daging ikan, dan mentega 2%.

Kemudian ditambah tepung tapioka 10-20% dan diaduk sampai merata sambil ditambah air sedikit demi sedikit.

Adonan dibentuk sesuai keinginan kemudian dicelupkan dalam kocokan telur dan selanjutnya dilumuri tepung roti/panir. Bila ingin dikonsumsi bentuk ini langsung dapat digoreng. Tetapi bila ingin disimpan dapat dibekukan dalam freezer. Dari 1 kg daging ikan dihasilkan sebanyak 125 buah nugget ikan (10 gr).

dEn_den9 iKan

Harga :
Rp 10.000/kg
Kualitas Ikan Segar Tanpa Formalin
Diproses secara Hygiene
Bergizi dan HALAL

1. PENDAHULUAN

Dendeng ikan adalah ikan kering yang telah diberi bumbu, dan kadang-kadang telah mengalami proses proses pemasakan. Dengan demikian, dendeng berbeda dengan daging kering yang tidak diberi bumbu (kecuali garam). Pembuatan dendeng tidak sulit, dan dapat dilakukan dengan alat-alat yang biasa terdapat di rumah tangga.

2. BAHAN

  • Ikan. Dianjurkan menggunakan ikan berukuran sedang yang kurang bernilai ekonomis. Ikan tamban merupakan salah satu jenis ikan berukuran sedang yang dapat diolah menjadi dendeng ikan. Ikan ini mempunyai tekstur daging lunak, dan berduri halus di dalam daging. Adanya duri halus tersebut menyebabkan ikan tamban paling cocok diolah menjadi produk kering seperti dendeng. Rasa dendeng tamban sangat enak dan tidak sulit membuatnya.
  • Bumbu. Setiap 1 kg ikan membutuhkan gula (200 gram), asam jawa (40 gram), bawang merah (50 gram), bubuk ketumbar (20 gram), lengkuas (30 gram), garam (300 gram), bawang putih (100 gram).

3. PERALATAN

  • Pisau dan talenan. Alat ini digunakan untuk menyiangi dan mengiris daging ikan menjadi irisan tipis. Pisau yang digunakan hendaknya tajam, tipis dan terbuat dari logam stainless steel.
  • Pengering. Alat ini digunakan untuk mengeringkan ikan. Pengering dapat berupa alat penjemur sederhana, atau berupa alat pengering yang berbahan bakar (minyak, kayu bakar, atau arang), bertenaga listrik atau bertenaga cahaya matahari.
  • Keranjang peniris. Alat ini digunakan untuk meniriskan ikan setelah direndam dengan larutan garam.
  • Penggiling bumbu. Alat ini digunakan untuk menggiling bumbu dendeng.
  • Panci. Alat ini digunakan untuk merebus bumbu.
  • Kulkas. Alat ini digunakan untuk menyimpan ikan yang direndam di dalam larutan bumbu
4. Cara Pembuatan
  • Ikan segar dibuang sisik, sirip, ekor dan isi perutnya
  • Potong kepalanya, kemudian belah ikan hingga membentuk fillet kupu-kupu
  • Cuci hingga bersih
  • Buat larutan garam 15, rendam ikan selama 15 – 20 menit kemudian tiriskan
  • Masukkan ikan dalam wadah yang telah berisi bumbu ekstrak, usahakan semua ikan terendam dalam bumbu ekstrak
  • Biarkan selama 12 – 16 jam
  • Angkat dan keringkan (Jemur di tempat yang bersih)

ot4k_otak baNdeng

Harga 15.000/bungkus
- Dengan penambahan Bumbu Alami
- Pengemasan Alami Daun Pisang
- Bahan dari Bandeng Segar "TANPA DURI"
- Proses penggorengan Teknik "Deep Fryng"
Daerah Pemasaran Sidoarjo


1. BAHAN
  • Ikan Bandeng 1 ekor
  • Kelapa ½ butir
  • Minyak kelapa 1 gelas
  • Daun pisang secukupnya

2. BUMBU

  • Bawang merah 7 buah
  • Lada ½ sendok teh
  • Bawang putih 5 siung
  • Garam ½ sendok makan
  • Gula merah 1 sendok the

3. CARA PEMBUATAN

  • Ikan dibersihkan, isi perutnya dikeluarkan dari mulutnya.
  • Ikan dipukul-pukul dengan uleg-uleg supaya daging dan tulangnya mudah diambil keluar.
  • Kulit bandeng dikerat dengan pisau sekeliling insang, jangan sampai melingkar benar.
  • Daging beserta tulang-tulang (utuh) dikeluarkan dari keratan tersebut.
  • Tulang dan duri dikeluarkan dari dagingnya (untuk mempermudah pekerjaan ini, daging dikukus sebentar).
  • Bumbu-bumbu dihaluskan.
  • Kelapa diparut, disangan, ditumbuk halus.
  • Semua bahan dicampur, diaduk dan dilumatkan, dimasukkan lagi kedalam kulit bandeng tadi sampai penuh jangan sampai rusak.
  • Dibungkus daun pisang seperti lontong, dikukus sampai masak.
  • terakhir digoreng dengan minyak sampai kuning.


kerUpuX_udaN9


Harga :
Rp 6.000/kg
Terbuat dari Udang Segar dan Berkualitas
Proses pengeringan Hygiene
Renyah dan Gurih

Kerupuk udang atau ikan adalah produk makanan kering yang berasal dari udang atau ikan yang dicampur dengan tepung tapioka atau tepung terigu. Limbah Kulit dan kepala udang dapat digunakan untuk bahan pembuat petis dan terasi.

1. BAHAN

1) Udang segar ¾ kg

2) Tepung terigu 3 kg

3) Tepung tapioka ¾ kg

4) Bawang putih 60 gram (12 siung)

5) Garam dapur 3 sendok makan

6) Bleng 3 sendok makan

2. ALAT

1) Baskom

2) Dandang

3) Alat penghancur bumbu (cobek)

4) Pisau

5) Tampah (Nyiru)

6) Kompor

7) Laoyang

8) Sendok Kayu

9) Sendok Makan

3. CARA PEMBUATAN

1) Kupas udang, kemudian buang kepala dan kulitnya. Selanjutnya cuci dengan air bersih;

2) Tumbuk udang sampai halus;

3) Haluskan bawang putih dan garam, kemudian campurkan dengan udang yang telah dihaluskan. Aduk-aduk dan remas-remas sampai adonan bercampur menjadi satu;

4) Larutkan bleng dengan air panas, kemudian campurkan dengan adonan tadi;

5) Setelah tercampur rata, tambahkan tepung terigu, tepung tapioka, dan air. Aduk-aduk adonan sampai kental;

6) Tuangkan adonan ke dalam loyang, kemudian kukus sampai matang lalu dinginkan;

7) Iris-iris adonan dengan tebal ± 0,1 ~ 0,2 mm, kemudian jemur sampai kering;

te_Ra_si

Harga :
Rp 3.000/bungkus
Bumbu pelengkap kelezatan cita rasa makanan
Menambah rasa gurih dengan aroma yang khas
Rebon Udang Tambak pilihan
bebas bahan kimia
Mutu terjaga dan kesehatan terjamin, serta ditanggung Halal.
Pemasaran di daerah Solo, Klaten, dan Yogyakarta

Terasi merupakan produk ikan setengah basah yang dibuat dari udang atau ikan-ikan kecil yang dicampur dengan garam, kemudian diragikan. Terasi digunakan sebagai bahan penyedap masakan seperti pada masakan sayuran, sambal, rujak, dan sebagainya. Sebagai bahan makanan setengah basah yang berkadar garam tinggi, terasi dapat disimpan berbulan-bulan.

1. BAHAN

1) Ikan laut (ikan tawar) 10 kg

2) Garam dapur 3 kg

2. ALAT

1) Bak (tong kayu) tempat penggaraman

2) Pisau

3) Tampah (nyiru)

4) Peti Kayu (keranjang bambu)

3. CARA PEMBUATAN

1) Cuci ikan kecil-kecil atau rebon sampai bersih dari kotoran;

2) Masukkan ke dalam baskom penggaraman, tambahkan garam dan aduk sampai rata;

4) Tutup bak dan biarkan campuran ikan garam selama 1~7 hari (peragian I);

5) Selesai peragian I, jemur rebon atau ikan di terik matahari sampai setengah kering kemudian tumbuk sampai hancur (lumat), lalu jemur lagi. Lakukan hal tersebut selama 2~4 hari (peragian II). Kemudian cetak dan bungkus. Apabila perlu jemur lagi baru dibungkus.

kempLaNg,,


Harga :
Rp. 10.000/bungkus
Tekstur Gurih dan Renyah
Terbuat dari Bahan-Bahan Berkualitas
Aneka kemplang berbentuk batok, bulat, mie keriting, kancing
Daerah Pemasaran Kalimantan

1. PENDAHULUAN

Kemplang adalah sejenis kerupuk ikan yang banyak dibuat di Palembang dan tempat lain di Sumatera Selatan. Kemplang dibuat dari tapioka, ikan berdaging putih, dan bumbu-bumbu lainnya. Cara pembuatan kemplang cukup sederhana. Daging putih dari ikan digiling, dicampur dengan sedikit air dan bumbu, kemudian diaduk sampai rata dan khalis. Adonan yang dihasilkan dicetak, dikukus, dijemur dan dipanggang atau dijemur.

2. BAHAN

1) Ikan. Ikan yang digunakan adalah ikan berdaging putih seperti ikan tenggiri, gabus, belida dan beledang. Ikan lain yang tidak putih dagingnya juga dapat digunakan. Pengunaan ikan tidak berdaging putih menghasilkan kerupuk yang berwarna cuklat atau keabu-abuan.

2) Tapioka. Tapioka yang digunakan adalah yang berwarna putih mengkilat. Tapioka mutu rendah, yaitu tepung yang kurang atau tidak mengkilat, lembab atau berbau akan menghasilkan kerupuk yang rendah mutunya.

3) Bumbu. Biasanya bumbu kerupuk kemplang adalah garam dan mono sodium glutamat. Bahan ini digunakan 0,5-1 dari berat adonan. Bahan lain, seperti bawang putih, merica, dan jahe juga dapat digunakan sebanyak 5% dari berat adonan.

3. PERALATAN

1) Penggiling. Alat ini digunakan untuk menggiling daging ikan sampai halus. Alat penggiling daging yang digerakkan dengan tangan dapat digunakan untuk pengolahan dalam skala kecil. Daging ikan juga dapat dihaluskan dengan menggunakan batu penggiling cabe dan lesung penumbuk beras.

2) Meja ulen. Meja ulen digunakan untuk mengulen (mengaduk campuran bubur ikan, tapioka dan bumbu). Permukaan meja harus keras, licin dan mudah dibersihkan.

3) Cetakan. Cetakan adonan berupa gelang dari lembar aluminium dengan diameter 4 cm (sesuai dengan ukuran kemplang yang diinginkan) dan tebal 1 cm.

4) Selinder kayu. Alat ini digunakan untuk membuat lembar tipis (tebal 2-3 mm) adonan. Permukaan selinder harus licin dan rata.

5) Pengukus. Alat ini digunakan untuk mengukus adonan kemplang yang telah dicetak.

6) Alat pengering. Alat ini digunakan untuk mengeringkan kemplang yang telah dikukus. Untuk penjemuran diperlukan tampah, dan penyangga. Jika tidak tersedia cukup matahari, bahan harus dikeringkan dengan alat pengering.

4. CARA PEMBUATAN

1) Pembuatan Adonan

a. Ikan disiangi, dicuci bersih, kemudian dibuang tulang dan kulitnya.

b. Daging ikan (1 kg) digiling sampai halus dengan penambahan air (2 liter). Hasil penggilingan disebut dengan bubur ikan.

c. Tepung tapioka (3,5 kg) diletakkan di atas meja ulen, dan dibentuk berupa sumur. Bubur ikan dituangkan ke dalam "sumur tapioka", kemudian diulen (diaduk) sampai terbentuk adonan yang khalis, yaitu liat dan tidak lengket di tangan.

2) Pencetakan Adonan

Adonan diletakkan di atas meja ulen, kemudian ditekan-tekan dengan tangan sehingga membentuk lembaran setebal 0,5-1,0 cm. Kemudian lembaran ini digiling dengan kayu penggiling sehingga menjadi rata dan tipis (2-3 mm). Lembaran ini kemudian dicetak dengan menekankan cetakan ke permukaan lembaran. Adonan ini dapat juga dibentuk menjadi selinder dengan diameter 4 cm. Selinder ini kemudian dikukus.

3) Pengukusan

Adonan yang telah dicetak, atau adonan yang dibentuk berupa selinder dikukus selama 20 menit sehingga dihasilkan kemplang bsah yang berwarna bening dan mengkilat.

4) Pengeringan

a. Kemplang basah dijemur di atas tampah sampai kadar air dibawah 10% dengan tanda keras, dan mudah dipatahkan. Pada siang yang cerah dibutuhkan 3-4 hari untuk penjemuran.

b. Jika yang dikukus adalah adonan selinder, setelah dikukus, adonan masak ini dianginkan selama 2 malam sehingga adonan masak mengeras dan permukaannya mengering. Setelah itu adonan dipotongpotong (tebal 2-3 mm) sehingga diperoleh kemplang basah. Selanjutnya kemplang basah ini dikeringkan.

5) Pemanggangan.

Kemplang kering dapat digoreng. Walaupun demikian, rasa dan bau kemplang akan lebih gurih jika dipanggang atau digoreng di atas bara api sampai mekar.

6) Pengemasan

Kemplang yang telah dipanggang atau digoreng harus dikemas di dalam wadah tertutup rapat, misalnya kantong plastik polietilen. Plastik harus diseal dengan rapat.

tHe_pUnk of fisH

Harga :
Rp 20.000/bungkus
Mengandung protein 45-55%
Tepung Ikan Berkualitas Tinggi
Pengemasan Kedap uap air.
Kadar air tepung di bawah 8%.

1. PENDAHULUAN

Tepung ikan adalah produk berkadar air rendah yang diperoleh dari penggilingan ikan. Produk yang kaya dengan protein dan mineral ini digunakan sebagai bahan baku pakan. Pengolahan ikan menjadi tepung ikan tidak sulit dilakukan. Usaha pengolahan tepung ikan dapat dilakukan dengan biaya yang tidak terlalu besar.

Tepung ikan dapat dibuat dengan salah satu cara berikut:

1) Cara basah

2) Cara kering

3) Cara penyulingan

Dari ketiga cara di atas, cara kering paling cocok dilakukan untuk industri kecil

karena lebih sederhana dan lebih murah. Tulisan ini hanya menjelaskan cara kering.

2. BAHAN

Ikan. Berbagai jenis ikan laut dapat diolah menjadi tepung ikan. Akan tetapi yang paling ekonomis adalah ikan-ikan kecil (rucah) yang kurang disukai untuk dikonsumsi dan harganya relatif murah.

3. PERALATAN

Ø Penggiling ikan. Alat ini digunakan untuk menggiling ikan basah dan bubur kering ikan.

Ø Alat pengering. Alat ini digunakan untuk mengeringkan ikan sehingga kadar air mencapai 8%.

Ø Alat press. Alat ini digunakan untuk mempres ikan kering sehinga sebagian lemaknya keluar.

4. CARA PEMBUATAN

1) Pengilingan Ikan Basah

a. Pengilingan ikan basah dilakukan terhadap ikan yang berukuran sedang dan besar. Ikan-ikan yang berukuran kecil (ter) tidak harus digiling, dan proses ini tidak harus dilakukan.

b. Ikan berukuran sedang dan besar, perlu dibuang jeroannya, dan dicuci. Sedangkan untuk ikan yang berukuran kecil, pembuangan jeroan dan pencucian tidak perlu dilakukan.

c. Ikan digiling dengan penggiling ulir sehingga diperoleh bubur mentah ikan.

2) Pengukusan.

Bubur ikan atau ikan kecil dikukus dengan uap panas selama 1 jam sehingga

bubur atau ikan kecil menjadi matang secara sempurna. Hail pengukusan disebut dengan bubur matang ikan.

3) Pengeringan

Bubur matang ikan dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air sekitar 8%. Hasil pengeringan disebut cake kering ikan. Cake kering ikan

mempunyai kadar lemak tinggi (di atas 30%).

4) Pemerasan Minyak

Cake kering ikan diperas dengan alat pres sehingga sebagian dari minyak keluar.

5) Penggilingan Cake

Cake yang telah dipres digiling dengan mesin penggiling sehingga diperoleh tepung ikan yang cukup halus (lolos ayakan 40-60 mesh).

6) Pengemasan

Tepung ikan dikemas di dalam karung plastik atau di dalam wadah yang kedap uap air. Sebelum pengemasan, kadar air tepung harus di bawah 8%.

baNdeng 'cRispy' taNpa dUri

Harga:
Rp. 15.000/bungkus
Bahan Baku Ikan Bandeng Segar Tanpa Duri
Crispy Renyah dan Gurih
Tanpa Bahan Pengawet
Teknik Pengorengan Deep Frying
Pengemasan Vakum Plastik PE


Salah satu bentuk diversifikasi produk berbahan ikan bandeng yang banyak dikenal dimasyarakat diantaranya diasap, dipanggang, digoreng, dan dipresto. Pengolahan bandeng crispy tanpa duri merupakan salah satu proses pengolahan diversifikasi produk perikanan, terutama produk perikanan dari bahan baku ikan bandeng. Crispy adalah balutan tepung yang bertekstur renyah dan terasa gurih (Yuyun, 2003). Bandeng mempunyai cita rasa yang spesifik dan banyak digemari oleh masyarakat banyak namun dibalik prospek tersebut ikan bandeng mempunyai kelemahan yaitu terdapat duri yang banyak yang tersebar diseluruh bagian daging (DKP, 2003). Alternatif yang dibutuhkan untuk menghilangkan duri pada proses pengolahan bandeng crispy tanpa duri yaitu dicabuti seluruh durinya sebelum dimasak. Ditambahkan oleh Soechan (2003) Salah satu cara membuat crispy dengan tekstur renyah adalah penggunaan bahan pelapis berupa tepung berbumbu, ramuan aneka jenis tepung, serta adonan pencelup. Teknik menggoreng membutuhkan panas sedang hingga tinggi. Bahan makanan boleh dibilang matang saat sudah berwarna cokelat keemasan.

1. Proses Pembuatan

1.1
Penerimaan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan didalam proses pengolahan bandeng crispy tanpa duri haruslah dalam keadaan tingkat kesegaran yang baik. Menurut Purnomowati, et al (2007) Ikan bandeng yang segar dapat diketahui dengan mudah, yaitu jika dimasukkan kedalam air akan tenggelam.

1.2 Penyiangan Ikan Bandeng

Penyiangan adalah memisahkan atau menghilangkan isi perut dan insang dari badan ikan dan dapat berupa penghilangan sisik dan isi perut ikan, menghilangkan sirip, memotong kepala dan ekor serta membagi ikan menjadi beberapa potongan (Moeljanto, 1992).

1.3 Pencucian

Pada proses pencucian bahan baku ikan dilakukan dengan tidak menggunakan air yang mengalir, tetapi dengan menaruh ikan didalam ember yang yang berisikan air, lalu dibilas hingga bersih. Air kotor sisa pencucian dibuang pada selokan yang berada di depan rumah. Menurut Afrianto dan Liviawaty (1989) Pencucian seharusnya dilakukan di air yang mengalir agar lendir, darah, maupun kotoran yang lain benar - benar hilang.

1.4 Pembuangan Duri

Proses pembuangan duri dimulai dari pembuangan tulang punggung dengan menggunakan pisau dari bagian ekor hingga bagian kepala. Cabut tulang-tulang dari permukaan dinding perut kemudian buat irisan memanjang pada guratan daging punggung bagian tengah dan bagian perut dengan menggunakan ujung pisau. Irisan dilakukan dengan hati-hati agar duri-duri tidak terputus, selanjutnya pencabutan duri dilakukan dengan cara memasukkan ujung pinset pada bagian irisan tersebut, kemudian dilakukan pencabutan satu persatu.

1.5 Pengirisan dan Perendaman Daging Ikan Bandeng

Pengirisan daging ikan bandeng dilakukan dengan menggunakan pisau yaitu dengan cara daging ikan diiris menjadi 8 bagian, masing-masing mampunyai ukuran panjang ± 2 cm dan tebal 1 cm. Daging ikan bandeng yang telah diiris, direndam di dalam bumbu yang terdiri dari garam 5 g, 5 ruas kunyit, ¼ kg bawang putih dan 2 lembar daun jeruk. Bumbu yang akan digunakan dibersihkan dan dikupas terlebih dahulu dengan menggunakan pisau, kemudian bumbu dimasukkan dalam blender untuk dihaluskan dengan tujuan agar bumbu yang digunakan halus dan dapat tercampur rata dengan adonan.

1.6 Pencampuran Bahan dan Proses Penggorengan


Sebelum dilakukan proses pencampuran bahan, bumbu untuk tepung crispy disiapkan terlebih dahulu. Dalam sekali proses ini terdiri dari 10 kg bahan baku dicampur dengan bumbu. Bumbu crispy terdiri dari garam 100 g, tepung terigu 4 kg, tepung tapioka 5 ons, soda kue 5 g, ketumbar 5 g dan merica 5 g. Pencampuran bumbu dilakukan dengan menggunakan wadah bak atau ember kemudian diaduk menggunakan tangan agar bumbu tercampur merata. Ikan bandeng yang sudah diiris, dimasukkan kedalam bumbu crispy sampai menutupi semua bagian daging ikan bandeng. Penggorengan dapat dilakukan setelah adonan bumbu dan minyak goreng yang dipanaskan telah siap. Proses penggorengan dilakukan dengan cara ikan terlebih dahulu dimasukkan ke dalam adonan bumbu kemudian dicelupkan ke dalam 1/2 kg telur yang sudah dikocok. Masukkan pada penggorengan yang telah berisi 4 liter minyak goreng panas selama 15 menit hingga berwarna kuning kecoklatan lalu ditiriskan untuk mengurangi kandungan minyak.
Penggorengan lauk crispy sebaiknya dilakukan dengan teknik deep fat fry yaitu proses penggorengan dengan cara seluruh bagian yang di goreng terendam minyak dan proses penggorengan harus sampai seluruh kandungan air bahan hilang (menguap) (Sulistyowati, 1999).

1.7 Pengemasan

Kemasan adalah suatu wadah yang digunakan untuk mengemas suatu produk, yang telah dilengkapi dengan tulisan, label, dan keterangan lain yang menjelaskan isi, kegunaan dan juga mempunyai peranan penting didalam pengawetan bahan pangan. Pengemasan berfungsi menjaga produk bahan pangan agar tetap bersih dan terlindung dari kotoran dan kontaminasi, melindungi makanan dari kerusakan fisik, dan menjaga mutu bahan pangan selama masa tenggang penggunaan atau dengan kata lain kemasan mempunyai fungsi penting dalam pengawetan (Susanto dan Sucipta, 1994).